PENGEMBANGAN TEBU RAKYAT OKU TIMUR
Tebu merupakan salah satu komoditi perkebunan tanaman semusim penghasil gula dan memiliki arti penting terhadap perekonomian indonesia. Kebutuhan gula dalam negeri yang belum seimbang dengan produksi dalam negeri mengharuskan kebijakan impor gula untuk memenuhi konsumsi nasional. Dalam upaya meningkatkan produksi gula nasional, pemerintah mengupayakan peningkatan produksi dalam negeri melalui strategi peningkatan produktivitas dan perluasan areal tebu melalui pola korporasi ataupun pengembangan tebu rakyat. Tebu Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan berkembang di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur yang dilaksanakan melalui pola kemitraan dengan Perusahaan Pabrik Gula yakni P.T Pemuka Sakti Manis Indah yang berlokasi di Kabupaten Way Kanan Lampung dan berbatasan dengan wilayah kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur. Pada Tahun 2020 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan memberikan fasilitasi bantuan landclearing lahan dan pemupukan untuk luas areal 100 hektar bagi Gabungan Kelompok Tani Rukun Sentosa Desa Karya Makmur Kabupaten OKU Timur untuk mengurangi beban biaya produksi.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Rukun Sentosa, Jatmiko menyampaikan luas areal tebu di kawasan karya makmur mencapai 450 hektar yang dibangun dengan pola kerjasama dengan perusahaan mitra dan fasilitasi pemerintah. Salah satu kendala utama perluasan areal tebu di kawasan ini adalah besarnya biaya pada tahun pertama pembangunan kebun teruma biaya landclearing lahan oleh karena umumnya areal yang digunakan untuk perluasan areal adalah merupakan areal karet tua sehingga landclearing berat. Disamping itu masih terbatasnya sarana mekanisasi pertanian turut meningkatkan komponen biaya produksi. Adanya fasilitasi landclearing lahan dan pemupukan oleh pemerintah dapat mengurangi beban biaya produksi tebu dan meningkatkan pendapatan petani peserta pengembangan tebu rakyat di kawasan karya makmur.
Selanjutnya dijelaskan bahwa produktivitas tanaman tebu di kawasan karya makmur mencapai 80 -90 ton per hektar per tahun dengan taksasi rendemen mencapai 8,7% dan capaian ini termasuk dalam kategori tinggi oleh karena pelaksanaan budidaya memperhatikan aspek teknis sebagaimana arahan bimbingan dari perusahaan mitra dan tim teknis lapangan dan diharapkan capaian produktivitas tersebut dapat di capai kembali pada musim giling tahun 2021.