MENYUSURI JEJAK KAKAO UNGGUL DI MUSI RAWAS
MENYUSURI JEJAK KAKAO UNGGUL DI MUSI RAWAS
Kakao di Kabupaten Musi Rawas tergolong tanaman baru yang belum dibudidayakan secara intensif. Tanaman kakao dirasakan masyarakat belum merupakan salah satu komoditi yang dapat menopang kebutuhan hidup oleh karena tingginya serangan hama penyakit dan keterbatasan pengetahuan pengendalian hama penyakit sehingga menyebabkan produktivitas rendah.
Berbeda dengan petani Kakao bernama Yohanes di Kecamatan Magang Sakti Musi Rawas. Berbekal cerita dan pengalaman dari seorang teman yang pernah mengembangkan kakao di Sulawesi Selatan, Yohanes mencoba mengembangkan kakao di Magang Sakti dengan menggunakan benih unggul yang telah di lepas oleh Pemerintah. Diantara kakao yang dikembangkan adalah Klon Sulawesi 1, Sulawesi 2, MCC1, MCC2 dan klon lainnya.
Dari klon yang dikembangkan ini ternyata cukup sesuai di kembangkan di Magang Sakti terutama klon MCC2 yang merupakan klon terbaru yang cukup tahan terhadap hama penyakit tanaman kakao.
Hingga saat ini Yohanes telah mengembangkan Kakao unggul di Magang Sakti seluas 3,5 hektar dengan umur 1,5 tahun dan telah menunjukkan produksi yang cukup menggembirakan.
Buah Kakao klon MCC 2 umur 1,5 Tahun
Tekad Yohanes tidak berhenti sampai disitu, hingga saat ini Yohanes terus belajar mencari pengetahuan terutama bagaimana untuk bisa mengembagkan perbenihan kakao unggul di Magang Sakti seiring dengan tumbuhnya minat petani untuk mengembangkan kakao di sekitar Magang Sakti. Dan ini telah diwujudkan dengan melakukan perbanyakan benih kakao secara sambung dengan benih batang bawah yang telah di lepas pemerintah dari Sumatera Barat dan kemudian digunakan untuk perluasan kebun.
Perjalanan Yohanes untuk menjadi petani kakao sukses di respon positif oleh pemerintah daerah. Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas telah melakukan kunjungan ke perkebunan kakao dan perbenihan yang dikembangkan Yohanes. Disampaikan oleh Ir. Subardi M.Si kepala Dinas Perkebunan Musi Rawas bahwa Pada tahun ini UPT Perbenihan Dinas Perkebunan Musi Rawas pada Tahun 2017 memproduksi benih kakao siap tanam sejumalah 24.000 polybag untuk pengembangan Kakao di Musi Rawas. Oleh karenanya pengalaman Yohanes mengembangkan kakao unggul di Magang Sakti merupakan salah satu transfer teknologi budidaya yang sejalan dengan program pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan produksi dan produktivitas. Tentunya pemerintah cukup mendukung langkah yang di lakukan Yohanes dan diharapkan perbenihan yang dikembangkannya dapat menjadi sumber benih yang memenuhi persyaratan legalitas untuk diedarkan.
Kunjungan Kepala Dinas Perkebunan Musi Rawas
Sejalan dengan kegiatan monitoring evaluasi benih unggul tanaman perkebunan, Dinas perkebunan Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan identifikasi terhadap klon unggul kakao yang dikembangkan di Kabupaten Musi Rawas dan dari hasil identifikasi, kakao yang dikembangkan Yohanes patut ditindak lanjuti untuk dilakukan penilaian dan ditetapkan sebagai sumber benih oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga pengembangan kakao di Musi Rawas tidak terkendala Sumber Benih.