Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan
Petani di Desa Kerta Mukti Kabupaten OKI Sukses Budidayakan Vanili Sebagai Tanaman Sela Karet
Bapak wardoyo adalah petani pemilik lahan karet di Desa Kerta Mukti Kecamatan Mesuji Raya Kabupaten Ogan Komering Ilir.  Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan lahan dan menambah peluang pendapatan melakukan inovasi dengan menanam tanaman vanili diantara tanaman karet.  Inovasi yang dikembangkan saat ini mulai membuahkan hasil dimana dari intercroping tanaman karet dan vanili seluas 0,25 hektar, tanaman vanili telah mulai berproduksi dengan total produksi vanili 415 kilogram vanili basah dan 30 kilogram vanili kering.  Dari produksi ini estimasi pendapatan dari vanili basah sekitar Rp 80.000.000,- dan dari vanili kering Rp 30.000.000.  Disamping pendapatan dari tanaman vanili, setiap hari diperoleh pendapatan dari sadapan tanaman karet.

Langkah pak Wardoyo mengembangkan tanaman vanili dengan intercroping dengan tanaman karet dan bahkan pengembangan pada lahan pekerangan saat ini mulai ditiru oleh masyarakat setempat terlebih ditengah rendahnya pendapatan dari tanaman karet petani berpeluang memperoleh pendapatan dari usaha tani vanili.  Jejak sukses pak wardoyo mengembangkan tanaman vanili pada tanaman karet juga telah menarik minat dari para petani karet dari Provinsi Jambi dengan berkunjung ke lokasi kebun dan mengundang beliau selaku narasumber pengembangan vanili intercroping karet di provinsi Jambi.  Tentunya inovasi yang diterapkan pak wardoyo patut diadopsi oleh para petani karet di Provinsi Sumatera Selatan  ditengah terpuruknya usaha budidaya karet.

 

Pengenalan Varietas Unggul Tanaman Kelapa

Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menjadi sumber pendapatan rumah tangga petani di Provinsi Sumatera Selatan.  Salah satu kabupaten penghasil kelapa adalah kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin terutama di daerah pesisir pantai dan perairan.  Pada saat ini komoditas kelapa banyak tergantikan oleh komoditas kelapa sawit karena nilai ekonomis yang tinggi dan adanya kepastian industri pengolahan.  Kondisi ini menyebabkan semakin berkurangnya produksi kelapa di beberapa daerah sentra produksi untuk memenuhi kebutuhan kelapa santan ataupun untuk memenuhi kebutuhan kelapa muda.  Pengembangan kelapa secara monoculture terkendala persaingan daya tarik petani terhadap komoditas tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dengan syarat tumbuh yang tidak jauh berbeda dengan kelapa.

Pengembangan kelapa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat secara lokal dapat dilakukan dengan pola optimalisasi pemanfaatan lahan seperti di lahan pekarangan, lahan marginal lainnya atau bahkan disekitar areal persawahan dengan menggunakan benih unggul tanaman kelapa yang telah dilepas pemerintah.  Diantara varietas unggul tanaman kelapa yang telah dilepas pemerintah adalah sebagai berikut :

1. Kelapa Bido; merupakan tanaman kelapa yang berasal dari desa Bido Kecamatan Marotai Utara Kabupaten Pulau Marotai Provinsi Maluku Utara dimana buah kelapa berukuran besar dan cepat berbuah, berproduksi pada ketinggian tanaman 50 cm atau batang pendek serta  produksi buah tinggi.  Darah pengembangan kelapa ini adalah kecil dari 100 meter dari permukaan laut.

2. Kelapa Pandan Wangi ;  Merupakan kelapa hasil introduksi dari malaysi dan telah ditanam di Desa Pantai Vermin Kanan kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Badagai Sumatera Utara Tahun 2003.  Karakter tanaman bertipe genjah dengan umur berbuah 2,5 tahun dengan air dan daging buah muda berceritarasa pandan.  Kelapa ini cocok dikembangkan pada ketinggian tempat kecil ari 500 meter dari permukaan laut.

3. Kelapa Genjah Entog Kebumen; Merupakan kelapa yang berasal dari varietas lokal kebumen dan telah dilepas oleh Kementerian Pertanian, tinggi tanaman 2 – 7 meter dengan ukuran buah besar berbentuk bulat dan bagian stigma masuk kedalam. Selain sebagai sumber untuk minuman kelapa muda, kelapa genjah entog juga diolah menjadi santan.

4. Kelapa Genjah Hijau dan Kuning Kopyor: merupakan kelapa yang berasal dari Kecamatan Tayu, Margoyoso dan Dukuh Seti Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Kelapa ini mengandung potensi koptor 3 – 4 buah per tandan dari rata-rata 9 buah per tandan. Kelapa ini ada yang berwarna hijau dan berwarna kuning.  Sementara itu dari sisi harga, kelapa kopyor dijual Rp 25.000 – Rp 35.000 per buah.

 

 

 

Kopi Arabika Kawasan Semendo

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi sentra produksi kopi nasional dengan total luas areal kopi tercatat pada tahun 2020 adalah seluas 250.305 hektar yang tersebar dibeberapa kabupaten dataran tinggi Sumatera Selatan meliputi OKU Selatan, Empat Lawang, Muara Enim, Lahat dan Kota Pagar Alam. Areal kopi Sumatera Selatan umumnya adalah jenis kopi robusta dan terdapat pengembangan baru kopi arabika dibeberapa dataran tinggi.  Salah satu kabupaten yang telah mengembangkan kopi arabika adalah Kabupaten Muara Enim meliputi wilayah Kecamatan Semende Darat Tengah, dan Semende Darat Ulu yakni dikawasan Datar Lebar, Tanjung Tiga, Segamit dan Rantau Dadap yang berada pada level ketinggian 1.200 – 1.500 meter dari permukaan Laut.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa M.Si melaksanakan kunjungan kerja ke kawasan kopi arabika Semende dalam rangka pembinaan kepada kelompok tani kopi arabika sekaligus observasi langsung kepada petani kopi meliputi aspek tantangan dan kendala petani kopi di kawasan Semende.  Disampaikan kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan bahwa nilai ekonomis kopi disamping ditentukan aspek budidaya tanaman yang baik, aspek pasca panen sangat menentukan mutu kopi yang diproduksi karena mempengaruhi  cita rasa kopi yang di produksi.  Oleh karenanya petani kopi harus mendapat pembinaan tentang bagiamana melaksanakan SOP pasca panen sesuai standar mutu atau penerapan prinsip Good Manufacturing Process sehingga nantinya kopi yang diproduksi mendapat respon positif dari pasar.

Beberapa ketua kelompok tani kopi arabika dikawasan dataran tinggi Semendo  Darat Ulu adalah Tengku Afifudin, Yusuf dan Suratin. Saat ini mereka telah berjuang bagaimana menghasilkan kopi arabika dengan cita rasa speciality.  Kelompok tani telah melaksanakan pasca panen kopi secara berkelompok dengan penjemuran menggunakan Solar Dryer dan anggota kelompok panen selektif petik merah yang dibayar kelompok tani dengan harga Rp 6.000 per kilogram kopi biji basah dan untuk menghasilkan satu kilogram biji kopi kering dengan kadar air 12 % memerlukan 7 kilogram biji basah.

Memperhatikan hasil uji cita rasi kopi yang dilakukan di kelompok tani ini, hasil cupping test berada pada kisaran scor 84-86 dengan kategori speciality dan exelent dan saat ini kelompok tani telah berhasil menjual kopi arabika kebeberapa cafe di jakarta dan ekspor melalui eksportir di Medan dengan harga kopi biji kering pada kisaran Rp 80.000 – 120.000 per kilogram biji kering.

Petani dikawasan ini masih memerlukan beberapa dukungan pemerintah meliputi prasarana dan sarana untuk mendukung pasca panen dan penyediaan bahan tanam unggul untuk peremajaan tanaman ataupun rehabilitasi tanaman tua.

 

 

 

 

PENETAPAN KEBUN ENTRES TANAMAN KARET

Kebun sumber benih Tanaman Perkebunan sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/ Permentan/KB.20/2015 sebelum dipergunakan wajib ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.  Dalam rangka implementasi Permentan tersebut, Pusat Penitian Karet Balai Penelitian Sembawa mengusulkan penetapan kebun sumber benih kepada Ditjenbun dan Ditjenbun  menugaskan tim yang terdiri dari unsur Direktorat Benih, Pengawas Benih Tanaman, unsur Dinas Perkebunan Provinsi dan Pengawas Benih Tanaman dari UPTD Perbenihan provinsi.

Disampaikan oleh Ir. Ratna Rubandiah selaku Pengawas Benih Tanaman  Koordinator Benih Tanaman Tahunan dan Penyegar bahwa Pelaksanaan penetapan kebun sumber benih meliputi aspek persyaratan administrasi berupa  legalitas usaha, legalitas lahan dan legalitas bahan tanam dan ditindaklanjuti dengan aspek penilaian fisik lapangan berupa pertumbuhan tanaman, kesesuaian desain tanaman serta kemurnian genetis.  Hasil penilaian administrasi dan fisik lapangan dituangkan tim dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan sebagai bahan pertimbangan Surat Keputusan Kebun Sumber Benih.

Disampaikan Pemulia Tanaman Karet dari Pusat Penelitian Karet bahwa pentingnya memperhatikan aspek kemurnian genetis entres karet dalam satu blok pertanaman.  Dalam satu blok pertanaman klon unggul karet yang ditanam harus terdiri dari satu klon dan tidak tercampur dengan jenis klon lainnya. Kemurnian klon dalam satu blok pertanaman diketahui dari penciri morfologis dengan pengamatan secara visual dan tentunya untuk melakukan ini  pemulia tanaman dan PBT telah cukup memahami penciri morfologis masing masing klon tanaman karet. 

Hasil penilaian fisik lapangan terhadap kebun sumber benih yang diusulkan Pusat Penelitian Karet setelah dilakukan pemurnian klon mencapai 100 % terdiri dari beberapa. Diharapkan Laporan Hasil Pemeriksaan fisik lapangan dapat ditindaklanjuti dengan Penetapan Kebun Sumber Benih oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh Puslit Karet sebagai mata tempel okulasi produksi benih tanaman karet. 

https://www.youtube.com/watch?v=qd-cs3OCWr0&t=142s

MENUJU PELEPASAN VARIETAS KOPI ROBUSTA RANAU

 

Sumatera selatan sebagai salah satu daerah sentra produksi kopi robusta dunia terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas,mutu, pengembangan produk dan perluasan pasar komoditi kopi.  Upaya peningkatan produktivitas dalam jangka pendek ditempuh melalui intensifikasi tanaman sementara jangka panjang ditempuh melalui rehabilitasi tanaman dan peremajaan tanaman tua.  Dari sisi peningkatan kualitas mutu dilaksanakan bimbingan teknis dan bantuan sarana pengolahan kopi bagi kelompok tani dalam rangka menghasilkan biji kopi sesuai standard mutu.

Peningkatan produktivitas melalui kegiatan rehabilitasi dan peremajaan kopi memerlukan  sumber benih unggul bermutu yang adaptif terhadap lokasi perkebunan kopi di Sumatera Selatan.  Dan oleh karenanya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar ( Balittri) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan melaksanakan kerjasama dalam rangka observasi calon Varietas Unggul Baru (VUB) asal sumatera selatan sebagai sumber benih rehabilitasi dan peremajaan kopi.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa M.Si dalam penyambutan tim pengembangan varietas kopi dari Balittri menyampaikan bahwa pentingnya ketersediaan sumber benih kopi di Sumatera Selatan oleh karena luasnya areal kopi dan banyaknya rumah tangga petani yang bergerak di agribisnis kopi dan penggunaan benih unggul merupakan salah satu variabel penentu peningkatan  produktivitas.

Selanjutnya di jelaskan bahwa observasi dalam kerjasama yang dilaksanakan bersama Balittri telah menemukan 3 calon varietas unggul baru dari OKU Selatan yang diberi nama oleh Pemerintah OKU Selatan Kopi Robusta Ranau  atau disingkat Kobura 1,2 dan 3 yang telah didaftarkan sebagai varietas lokal oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman  dan Perizinan Pertanian KementerianPertanian.

Diharapkan  hasil observasi lanjutan yang dilaksanakan  bersama Balittri dapat segera ditindaklanjuti dengan sidang pelepasan varietas kopi Kobura sehingga menjadi Varietas Unggul Baru yang memenuhi aspek legalitas sebagai sumber benih.

 

 

PENGEMBANGAN TEBU RAKYAT OKU TIMUR

Tebu merupakan salah satu komoditi perkebunan tanaman semusim penghasil gula dan memiliki arti penting terhadap perekonomian indonesia.  Kebutuhan gula dalam negeri yang belum seimbang dengan produksi dalam negeri mengharuskan kebijakan impor gula untuk memenuhi konsumsi nasional.  Dalam upaya meningkatkan produksi gula nasional, pemerintah mengupayakan peningkatan produksi dalam negeri melalui strategi peningkatan produktivitas dan perluasan areal tebu melalui pola korporasi ataupun pengembangan tebu rakyat.   Tebu Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan  berkembang di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur yang dilaksanakan melalui pola kemitraan  dengan Perusahaan Pabrik Gula yakni P.T Pemuka Sakti Manis Indah yang berlokasi di Kabupaten Way Kanan Lampung dan berbatasan dengan wilayah kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur.   Pada Tahun 2020 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan memberikan fasilitasi bantuan landclearing lahan dan pemupukan untuk luas areal 100 hektar bagi Gabungan Kelompok Tani Rukun Sentosa Desa Karya Makmur Kabupaten OKU Timur untuk mengurangi beban biaya produksi.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Rukun Sentosa, Jatmiko menyampaikan luas areal tebu di kawasan karya makmur mencapai 450 hektar yang dibangun dengan pola kerjasama dengan perusahaan mitra dan fasilitasi pemerintah.  Salah satu kendala utama perluasan areal tebu di kawasan ini adalah besarnya biaya pada tahun pertama pembangunan kebun teruma biaya landclearing lahan oleh karena umumnya areal yang digunakan untuk perluasan areal adalah merupakan areal karet tua sehingga landclearing berat.  Disamping itu masih terbatasnya sarana mekanisasi pertanian turut meningkatkan komponen biaya produksi.  Adanya fasilitasi landclearing lahan dan pemupukan oleh pemerintah dapat mengurangi beban biaya produksi tebu  dan meningkatkan pendapatan petani peserta pengembangan tebu rakyat di kawasan karya makmur.

Selanjutnya dijelaskan bahwa produktivitas tanaman tebu di kawasan karya makmur mencapai 80 -90 ton per hektar per tahun dengan taksasi rendemen mencapai 8,7% dan capaian ini termasuk dalam kategori tinggi oleh karena pelaksanaan budidaya memperhatikan aspek teknis sebagaimana arahan bimbingan dari perusahaan mitra dan tim teknis lapangan dan diharapkan capaian produktivitas tersebut dapat di capai kembali pada musim giling tahun 2021.

 

Usaha Produksi Benih Siap Tanam Kelapa Sawit

Peremajaan kelapa sawit  melalui pola pembiayaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) ditargetkan Direktorat Jenderal Perkebunan pada Tahun 2021 seluas 180.000 hektar tersebar di 21 provinsi dan 107 kabupaten/kota dan khusus Provinsi Sumatera Selatan ditargetkan dapat tercapai rekomendasi teknis seluas 22.350 hektar.  Dari sisi penyediaan benih, untuk melaksanakan peremajaan kelapa sawit dengan target luas tersebut diperlukan benih kelapa sawit siap tanam sejumlah 3.017.250 polibag dengan populasi tanaman 135 pokok per hektar.

Pola penyediaan benih dalam rangka memenuhi kebutuhan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dilaksanakan melalui kerjasama kelembagaan petani dengan produsen benih yang telah memiliki Izin Usaha Produksi Benih Tanaman Perkebunan khusus komoditi kelapa sawit dan untuk Provinsi Sumatera Selatan  kapasitas produksi  per tahun produsen benih berizin saat ini belum mampu memenuhi target luas areal PSR.

Direktur CV. Gotama Hasanudin Sigalingging, SE selaku produsen benih dan ketua Asosiasi Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Sumatera Selatan menyampaikan bahwa salah satu kendala tumbuhnya produsen benih adalah masih terbatasnya pengetahuan calon produsen tentang teknis produksi benih kelapa sawit sesuai standard mutu sehingga diperlukan adanya suatu pelatihan produksi benih.  Disamping itu usaha produksi benih siap tanam kelapa sawit memerlukan infrastruk sumber air dan sistem penyiraman, areal yang luas, serta input produksi lainnya sehingga biaya produksi tinggi.  Dengan estimasi Harga Pokok Penjualan senilai Rp 25.000 per polibag maka kebutuhan biaya untuk memproduksi benih siap tanam dengan kapasitas produksi 100.000 kecambah mencapai Rp 2.500.000.000.  Oleh karenya dalam rangka menumbuhkan produsen benih kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan PSR, diharapkan kerjasama antara produsen kecambah kelapa sawit dengan produsen benih siap tanam dapat terus berlangsung dengan sistem pembayaran kecambah dimuka sebesar 40% dan sisa 60 % pelunasan pembelian kecambah dilakukan setelah peredaran benih siap tanam.  Dengan model kerjasama tersebut  dapat meringankan biaya operasional produksi Read More

Varietas Unggul Kelapa Sawit PT. Tania Selatan

 

Luasnya areal tanaman kelapa sawit tua di Provinsi Sumatera Selatan, memerlukan langkah solutif berupa replanting tanaman.  Pelaksanaan replanting tanaman ini sekaligus menjadi moment untuk memperbaiki produktivitas tanaman siklus kedua dengan menggunakan varietas unggul yang telah dilepas pemerintah dan dengan penerapan prinsip Best Management Practices dalam aktivitas budidaya.

 

Salah satu sumber benih unggul tanaman kelapa sawit yang telah dilepas pemerintah di Provinsi Sumatera Selatan adalah Produsen Benih Kelapa Sawit PT. Tania Selatan dengan 3 varietas unggul terdiri dari D X P TS 1 , D X P TS 2 dan D x P TS 3. Disampaikan oleh Direktur Riset PT. Tania Selatan Ir. Rahmadsyah bahwa Varietas Unggul D x P  Tania Selatan memiliki  karakter agronomis rata-rata jumlah tandan per tahun 16 tandan, kecepatan meninggi 70 cm per tahun dan industri extraction rate mencapai 26 %  dan produktivitas TBS mencapai 27 ton/ Ha/Tahun serta tahan terhadap defisit air.  Tiga varietas unggul ini telah dipergunakan petani pelaksana peremajaan tanaman kelapa sawit mitra binaan PT. Tania Selatan dan peremajaan kebun inti milik perusahaan.

Peredaran benih kelapa sawit varietas D X P TS ini telah ditanam di wilayah Provinsi Jambi, Bengkulu, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Tengah dan Papua serta telah di ekspor ke Ghana.  Selanjutnya dijelaskan bahwa pelaksanaan produksi kecambah kelapa sawit ini telah melalui berbagai tahapan quality control dan standard  yang ketat untuk menghindari terjadinya kontaminasi bahan tanam non tenera sehingga kualitas proses terjamin.  Tersedianya benih unggul yang telah dilepas pemerintah di Provinsi Sumatera Selatan ini selayaknya  menjadi salah satu alternatif pilihan bagi perusahaan ataupun petani dalam melaksanakan pengembangan ataupun melaksanakan peremajaan tanaman tua.

Perjalanan Menuju Pelepasan Varietas Kopi


Identifikasi terhadap pohon induk terpilih tanaman kopi merupakan langkah awal dan proses panjang menuju pelepasan varietas. Proses identifikasi ini bermula dari Merangkai informasi dari petani lokal untuk menemukan fakta sejarah kopi yang telah berkembang dan unggul menurut masyarakat, menyusuri perbukitan hingga ketinggian 1.600 mdpl menuju areal pengembangan dan penyebaran kopi, pengamatan parameter tumbuh, pengujian molekuler sebagai prosedur kerja untuk membuktikan hipotesa bahwa tersedia benih lokal yang layak di lepas dan dijadikan sumber benih.
Perjalanan Menuju Pelepasan Varietas Kopi

POHON KEHIDUPAN DARI PESISIR BANYUASIN

Daun, nira, buah dan batang tanaman ini memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Kelapa di Sumatera Selatan dikembangkan dengan luasan 50.000 hektar lebih yang tersebar di daerah pesisir timur. Salah satu kabupaten dengan luasan areal perkebunan kelapa terluas adalah Kabupaten Banyuasin dengan tipologi
lahan 80% luas dataran rendah basah berupa pesisir pantai, rawa pasang surut dan lebak, serta 20% luasan dataran berombak sampai bergelombang dengan kisaran ketinggian 0-16 M di atas permukaan laut.
Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang memenuhi kesesuaian lahan dan iklim untuk pengembangan kelapa.

 

POHON KEHIDUPAN DARI PESISIR BANYUASIN
Identifikasi oleh Tim Dinas Perkebunan Sumatera Selatan
MENYUSURI JEJAK KAKAO UNGGUL DI MUSI RAWAS

MENYUSURI JEJAK KAKAO UNGGUL DI MUSI RAWAS

Kakao di Kabupaten Musi Rawas tergolong tanaman baru yang belum dibudidayakan secara intensif. Tanaman kakao dirasakan masyarakat belum merupakan salah satu komoditi yang dapat menopang kebutuhan hidup oleh karena tingginya serangan hama penyakit dan keterbatasan pengetahuan pengendalian hama penyakit sehingga menyebabkan produktivitas rendah.

Berbeda dengan petani Kakao bernama Yohanes di Kecamatan Magang Sakti Musi Rawas. Berbekal cerita dan pengalaman dari seorang teman yang pernah mengembangkan kakao di Sulawesi Selatan, Yohanes mencoba mengembangkan kakao di Magang Sakti dengan menggunakan benih unggul yang telah di lepas oleh Pemerintah. Diantara kakao yang dikembangkan adalah Klon Sulawesi 1, Sulawesi 2, MCC1, MCC2 dan klon lainnya.

yohanes petani kakaoYohanes Petani Kakao

Dari klon yang dikembangkan ini ternyata cukup sesuai di kembangkan di Magang Sakti terutama klon MCC2 yang merupakan klon terbaru yang cukup tahan terhadap hama penyakit tanaman kakao.

Hingga saat ini Yohanes telah mengembangkan Kakao unggul di Magang Sakti seluas 3,5 hektar dengan umur 1,5 tahun dan telah menunjukkan produksi yang cukup menggembirakan.

buah kakaoBuah Kakao klon MCC 2 umur 1,5 Tahun

Tekad Yohanes tidak berhenti sampai disitu, hingga saat ini Yohanes terus belajar mencari pengetahuan terutama bagaimana untuk bisa mengembagkan perbenihan kakao unggul di Magang Sakti seiring dengan tumbuhnya minat petani untuk mengembangkan kakao di sekitar Magang Sakti. Dan ini telah diwujudkan dengan melakukan perbanyakan benih kakao secara sambung dengan benih batang bawah yang telah di lepas pemerintah dari Sumatera Barat dan kemudian digunakan untuk perluasan kebun.

Perjalanan Yohanes untuk menjadi petani kakao sukses di respon positif oleh pemerintah daerah. Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas telah melakukan kunjungan ke perkebunan kakao dan perbenihan yang dikembangkan Yohanes. Disampaikan oleh Ir. Subardi M.Si kepala Dinas Perkebunan Musi Rawas bahwa Pada tahun ini UPT Perbenihan Dinas Perkebunan Musi Rawas pada Tahun 2017 memproduksi benih kakao siap tanam sejumalah 24.000 polybag untuk pengembangan Kakao di Musi Rawas. Oleh karenanya pengalaman Yohanes mengembangkan kakao unggul di Magang Sakti merupakan salah satu transfer teknologi budidaya yang sejalan dengan program pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan produksi dan produktivitas. Tentunya pemerintah cukup mendukung langkah yang di lakukan Yohanes dan diharapkan perbenihan yang dikembangkannya dapat menjadi sumber benih yang memenuhi persyaratan legalitas untuk diedarkan.

kunjungan kepala dinas perkebunan musi rawasKunjungan Kepala Dinas Perkebunan Musi Rawas

Sejalan dengan kegiatan monitoring evaluasi benih unggul tanaman perkebunan, Dinas perkebunan Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan identifikasi terhadap klon unggul kakao yang dikembangkan di Kabupaten Musi Rawas dan dari hasil identifikasi, kakao yang dikembangkan Yohanes patut ditindak lanjuti untuk dilakukan penilaian dan ditetapkan sebagai sumber benih oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga pengembangan kakao di Musi Rawas tidak terkendala Sumber Benih.

Identifikasi oleh Tim Dinas Perkebunan Sumatera SelatanIdentifikasi oleh Tim Dinas Perkebunan Sumatera Selatan

PERTEMUAN SOSIALISASI BENIH UNGGUL TANAMAN PERKEBUNAN DAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH

PERTEMUAN SOSIALISASI BENIH UNGGUL TANAMAN PERKEBUNAN DAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH

Provinsi Sumatera Selatan memiliki beberapa komoditi unggulan sebagai sumber pendapatan petani, lapangan kerja dan devisa negara. Diantara komoditi unggulan dimaksud adalah karet, kelapa sawit, kopi, kelapa dan komoditi lainnya. Luas areal perkebunan karet sumatera selatan adalah 1.340.000 atau sekitar 30% areal karet di Indonesia berada di Sumatera Selatan. Luas areal kelapa sawit adalah 985.000 atau sekitar 10% areal kelapa sawit indonesia serta kopi Sumatera Selatan adalah seluas 254.000 hektar atau 20% dari areal kopi yang ada di Indonesia.

Disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Selatan H. Fakhrurrozi Rais bahwa dalam rangka implementasi program peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan, penyedian sumber benih unggul bermutu menjadi salah satu variabel penentu keberhasilan program. Pada saat ini penyediaan benih unggul tanaman perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan didukung oleh para produsen benih yang telah diterbitkan Izin Usaha Produksi Benih Tanaman Perkebunan sebagai ketentuan dalam Permentan Nomor 50 Tahun 2015. Diantaranya adalah terdapat 21 Produsen benih yang telah diterbitkan Surat Keputusan Sumber Benih Entres Karet oleh Menteri Pertanian, 2 Produsen Benih Biji Batang Bawah Karet dan 3 Produsen Benih Kelapa Sawit dan 1 Produsen Benih Tebu, sementara untuk komoditi lainnya kita masih mengandalkan dari sumber unggul lokal dan benih unggul yang bersumber dari daerah lain.

Berkembangnya regulasi perbenihan tanaman perkebunan mewajibkan kita semua untuk melakukan pengawasan peredaran dan menghimpun data produksi, sertifikasi, peredaran dan pengawasan. Dengan demikian peredaran benih unggul di Provinsi Sumatera Selatan dapat dipetakan penyebarannya. Disamping pengawasan dan peredaran benih, terdapat beberapa varietas tanaman perkebunan yang baru dilepas oleh pemerintah dan oleh karenanya perlu disosialisasikan kepada daerah dan para produsen benih untuk diketahui keunggulannya dan menjadi sumber perbanyakan benih untuk diedarkan kepada petani. Sementara untuk varietas lokal yang belum dilepas oleh pemerintah untuk dapat diinventarisir untuk selanjutnya kita lakukan kajian menuju pelepasan varietas.

Mengingat pentingnya faktor produksi benih dalam proses awal budidaya tanaman perkebunan, Dinas Perkebunan pada kesempatan ini mengajak kita semua untuk lebih konsen memperhatikan persoalan ini dengan mempedomani peraturan perundangan yang berlaku diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan, Peraturan Menteri Pertanian dan Keputusan Menteri Pertanian tentang Pedoman Produksii, Sertifikasi, Pengawasan dan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan sesuai jenis komoditi yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan.

Dalam pertemuan ini disampaikan beberapa materi diantaranya adalah Peran Balai Penelitian Tanaman Indsutri dan Penyegar Dalam Pelepasan Varietas Tanaman Kopi yang disampaikan Kepala Balittri oleh Ir. Safarudin, P.Hd, Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan disampaikan oleh Direktorat Perbenihan Tanaman Perkebunan Maya Novarianthy. SP M.Sc, Sosialisasi Varietas Unggul Tanaman Perkebunan disampaikan oleh Laksmi Wijayanti, S.Si MM dari Direktorat Perbenihan Tanaman Perkebunan. Peserta pertemuan terdiri dari unsur dinas yang membidangi perkebunan se Provinsi Sumatera Selatan, Produsen benih dan pejabat lingkup Dinas Perkebnan Provinsi Sumatera Selatan.