Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan
Petani di Desa Kerta Mukti Kabupaten OKI Sukses Budidayakan Vanili Sebagai Tanaman Sela Karet
Bapak wardoyo adalah petani pemilik lahan karet di Desa Kerta Mukti Kecamatan Mesuji Raya Kabupaten Ogan Komering Ilir.  Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan lahan dan menambah peluang pendapatan melakukan inovasi dengan menanam tanaman vanili diantara tanaman karet.  Inovasi yang dikembangkan saat ini mulai membuahkan hasil dimana dari intercroping tanaman karet dan vanili seluas 0,25 hektar, tanaman vanili telah mulai berproduksi dengan total produksi vanili 415 kilogram vanili basah dan 30 kilogram vanili kering.  Dari produksi ini estimasi pendapatan dari vanili basah sekitar Rp 80.000.000,- dan dari vanili kering Rp 30.000.000.  Disamping pendapatan dari tanaman vanili, setiap hari diperoleh pendapatan dari sadapan tanaman karet.

Langkah pak Wardoyo mengembangkan tanaman vanili dengan intercroping dengan tanaman karet dan bahkan pengembangan pada lahan pekerangan saat ini mulai ditiru oleh masyarakat setempat terlebih ditengah rendahnya pendapatan dari tanaman karet petani berpeluang memperoleh pendapatan dari usaha tani vanili.  Jejak sukses pak wardoyo mengembangkan tanaman vanili pada tanaman karet juga telah menarik minat dari para petani karet dari Provinsi Jambi dengan berkunjung ke lokasi kebun dan mengundang beliau selaku narasumber pengembangan vanili intercroping karet di provinsi Jambi.  Tentunya inovasi yang diterapkan pak wardoyo patut diadopsi oleh para petani karet di Provinsi Sumatera Selatan  ditengah terpuruknya usaha budidaya karet.

 

Pengenalan Varietas Unggul Tanaman Kelapa

Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menjadi sumber pendapatan rumah tangga petani di Provinsi Sumatera Selatan.  Salah satu kabupaten penghasil kelapa adalah kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin terutama di daerah pesisir pantai dan perairan.  Pada saat ini komoditas kelapa banyak tergantikan oleh komoditas kelapa sawit karena nilai ekonomis yang tinggi dan adanya kepastian industri pengolahan.  Kondisi ini menyebabkan semakin berkurangnya produksi kelapa di beberapa daerah sentra produksi untuk memenuhi kebutuhan kelapa santan ataupun untuk memenuhi kebutuhan kelapa muda.  Pengembangan kelapa secara monoculture terkendala persaingan daya tarik petani terhadap komoditas tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dengan syarat tumbuh yang tidak jauh berbeda dengan kelapa.

Pengembangan kelapa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat secara lokal dapat dilakukan dengan pola optimalisasi pemanfaatan lahan seperti di lahan pekarangan, lahan marginal lainnya atau bahkan disekitar areal persawahan dengan menggunakan benih unggul tanaman kelapa yang telah dilepas pemerintah.  Diantara varietas unggul tanaman kelapa yang telah dilepas pemerintah adalah sebagai berikut :

1. Kelapa Bido; merupakan tanaman kelapa yang berasal dari desa Bido Kecamatan Marotai Utara Kabupaten Pulau Marotai Provinsi Maluku Utara dimana buah kelapa berukuran besar dan cepat berbuah, berproduksi pada ketinggian tanaman 50 cm atau batang pendek serta  produksi buah tinggi.  Darah pengembangan kelapa ini adalah kecil dari 100 meter dari permukaan laut.

2. Kelapa Pandan Wangi ;  Merupakan kelapa hasil introduksi dari malaysi dan telah ditanam di Desa Pantai Vermin Kanan kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Badagai Sumatera Utara Tahun 2003.  Karakter tanaman bertipe genjah dengan umur berbuah 2,5 tahun dengan air dan daging buah muda berceritarasa pandan.  Kelapa ini cocok dikembangkan pada ketinggian tempat kecil ari 500 meter dari permukaan laut.

3. Kelapa Genjah Entog Kebumen; Merupakan kelapa yang berasal dari varietas lokal kebumen dan telah dilepas oleh Kementerian Pertanian, tinggi tanaman 2 – 7 meter dengan ukuran buah besar berbentuk bulat dan bagian stigma masuk kedalam. Selain sebagai sumber untuk minuman kelapa muda, kelapa genjah entog juga diolah menjadi santan.

4. Kelapa Genjah Hijau dan Kuning Kopyor: merupakan kelapa yang berasal dari Kecamatan Tayu, Margoyoso dan Dukuh Seti Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Kelapa ini mengandung potensi koptor 3 – 4 buah per tandan dari rata-rata 9 buah per tandan. Kelapa ini ada yang berwarna hijau dan berwarna kuning.  Sementara itu dari sisi harga, kelapa kopyor dijual Rp 25.000 – Rp 35.000 per buah.

 

 

 

Kopi Arabika Kawasan Semendo

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi sentra produksi kopi nasional dengan total luas areal kopi tercatat pada tahun 2020 adalah seluas 250.305 hektar yang tersebar dibeberapa kabupaten dataran tinggi Sumatera Selatan meliputi OKU Selatan, Empat Lawang, Muara Enim, Lahat dan Kota Pagar Alam. Areal kopi Sumatera Selatan umumnya adalah jenis kopi robusta dan terdapat pengembangan baru kopi arabika dibeberapa dataran tinggi.  Salah satu kabupaten yang telah mengembangkan kopi arabika adalah Kabupaten Muara Enim meliputi wilayah Kecamatan Semende Darat Tengah, dan Semende Darat Ulu yakni dikawasan Datar Lebar, Tanjung Tiga, Segamit dan Rantau Dadap yang berada pada level ketinggian 1.200 – 1.500 meter dari permukaan Laut.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa M.Si melaksanakan kunjungan kerja ke kawasan kopi arabika Semende dalam rangka pembinaan kepada kelompok tani kopi arabika sekaligus observasi langsung kepada petani kopi meliputi aspek tantangan dan kendala petani kopi di kawasan Semende.  Disampaikan kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan bahwa nilai ekonomis kopi disamping ditentukan aspek budidaya tanaman yang baik, aspek pasca panen sangat menentukan mutu kopi yang diproduksi karena mempengaruhi  cita rasa kopi yang di produksi.  Oleh karenanya petani kopi harus mendapat pembinaan tentang bagiamana melaksanakan SOP pasca panen sesuai standar mutu atau penerapan prinsip Good Manufacturing Process sehingga nantinya kopi yang diproduksi mendapat respon positif dari pasar.

Beberapa ketua kelompok tani kopi arabika dikawasan dataran tinggi Semendo  Darat Ulu adalah Tengku Afifudin, Yusuf dan Suratin. Saat ini mereka telah berjuang bagaimana menghasilkan kopi arabika dengan cita rasa speciality.  Kelompok tani telah melaksanakan pasca panen kopi secara berkelompok dengan penjemuran menggunakan Solar Dryer dan anggota kelompok panen selektif petik merah yang dibayar kelompok tani dengan harga Rp 6.000 per kilogram kopi biji basah dan untuk menghasilkan satu kilogram biji kopi kering dengan kadar air 12 % memerlukan 7 kilogram biji basah.

Memperhatikan hasil uji cita rasi kopi yang dilakukan di kelompok tani ini, hasil cupping test berada pada kisaran scor 84-86 dengan kategori speciality dan exelent dan saat ini kelompok tani telah berhasil menjual kopi arabika kebeberapa cafe di jakarta dan ekspor melalui eksportir di Medan dengan harga kopi biji kering pada kisaran Rp 80.000 – 120.000 per kilogram biji kering.

Petani dikawasan ini masih memerlukan beberapa dukungan pemerintah meliputi prasarana dan sarana untuk mendukung pasca panen dan penyediaan bahan tanam unggul untuk peremajaan tanaman ataupun rehabilitasi tanaman tua.

 

 

 

 

PENETAPAN KEBUN ENTRES TANAMAN KARET

Kebun sumber benih Tanaman Perkebunan sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/ Permentan/KB.20/2015 sebelum dipergunakan wajib ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.  Dalam rangka implementasi Permentan tersebut, Pusat Penitian Karet Balai Penelitian Sembawa mengusulkan penetapan kebun sumber benih kepada Ditjenbun dan Ditjenbun  menugaskan tim yang terdiri dari unsur Direktorat Benih, Pengawas Benih Tanaman, unsur Dinas Perkebunan Provinsi dan Pengawas Benih Tanaman dari UPTD Perbenihan provinsi.

Disampaikan oleh Ir. Ratna Rubandiah selaku Pengawas Benih Tanaman  Koordinator Benih Tanaman Tahunan dan Penyegar bahwa Pelaksanaan penetapan kebun sumber benih meliputi aspek persyaratan administrasi berupa  legalitas usaha, legalitas lahan dan legalitas bahan tanam dan ditindaklanjuti dengan aspek penilaian fisik lapangan berupa pertumbuhan tanaman, kesesuaian desain tanaman serta kemurnian genetis.  Hasil penilaian administrasi dan fisik lapangan dituangkan tim dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan sebagai bahan pertimbangan Surat Keputusan Kebun Sumber Benih.

Disampaikan Pemulia Tanaman Karet dari Pusat Penelitian Karet bahwa pentingnya memperhatikan aspek kemurnian genetis entres karet dalam satu blok pertanaman.  Dalam satu blok pertanaman klon unggul karet yang ditanam harus terdiri dari satu klon dan tidak tercampur dengan jenis klon lainnya. Kemurnian klon dalam satu blok pertanaman diketahui dari penciri morfologis dengan pengamatan secara visual dan tentunya untuk melakukan ini  pemulia tanaman dan PBT telah cukup memahami penciri morfologis masing masing klon tanaman karet. 

Hasil penilaian fisik lapangan terhadap kebun sumber benih yang diusulkan Pusat Penelitian Karet setelah dilakukan pemurnian klon mencapai 100 % terdiri dari beberapa. Diharapkan Laporan Hasil Pemeriksaan fisik lapangan dapat ditindaklanjuti dengan Penetapan Kebun Sumber Benih oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh Puslit Karet sebagai mata tempel okulasi produksi benih tanaman karet. 

https://www.youtube.com/watch?v=qd-cs3OCWr0&t=142s

MENUJU PELEPASAN VARIETAS KOPI ROBUSTA RANAU

 

Sumatera selatan sebagai salah satu daerah sentra produksi kopi robusta dunia terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas,mutu, pengembangan produk dan perluasan pasar komoditi kopi.  Upaya peningkatan produktivitas dalam jangka pendek ditempuh melalui intensifikasi tanaman sementara jangka panjang ditempuh melalui rehabilitasi tanaman dan peremajaan tanaman tua.  Dari sisi peningkatan kualitas mutu dilaksanakan bimbingan teknis dan bantuan sarana pengolahan kopi bagi kelompok tani dalam rangka menghasilkan biji kopi sesuai standard mutu.

Peningkatan produktivitas melalui kegiatan rehabilitasi dan peremajaan kopi memerlukan  sumber benih unggul bermutu yang adaptif terhadap lokasi perkebunan kopi di Sumatera Selatan.  Dan oleh karenanya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar ( Balittri) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan melaksanakan kerjasama dalam rangka observasi calon Varietas Unggul Baru (VUB) asal sumatera selatan sebagai sumber benih rehabilitasi dan peremajaan kopi.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa M.Si dalam penyambutan tim pengembangan varietas kopi dari Balittri menyampaikan bahwa pentingnya ketersediaan sumber benih kopi di Sumatera Selatan oleh karena luasnya areal kopi dan banyaknya rumah tangga petani yang bergerak di agribisnis kopi dan penggunaan benih unggul merupakan salah satu variabel penentu peningkatan  produktivitas.

Selanjutnya di jelaskan bahwa observasi dalam kerjasama yang dilaksanakan bersama Balittri telah menemukan 3 calon varietas unggul baru dari OKU Selatan yang diberi nama oleh Pemerintah OKU Selatan Kopi Robusta Ranau  atau disingkat Kobura 1,2 dan 3 yang telah didaftarkan sebagai varietas lokal oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman  dan Perizinan Pertanian KementerianPertanian.

Diharapkan  hasil observasi lanjutan yang dilaksanakan  bersama Balittri dapat segera ditindaklanjuti dengan sidang pelepasan varietas kopi Kobura sehingga menjadi Varietas Unggul Baru yang memenuhi aspek legalitas sebagai sumber benih.

 

 

PENGEMBANGAN TEBU RAKYAT OKU TIMUR

Tebu merupakan salah satu komoditi perkebunan tanaman semusim penghasil gula dan memiliki arti penting terhadap perekonomian indonesia.  Kebutuhan gula dalam negeri yang belum seimbang dengan produksi dalam negeri mengharuskan kebijakan impor gula untuk memenuhi konsumsi nasional.  Dalam upaya meningkatkan produksi gula nasional, pemerintah mengupayakan peningkatan produksi dalam negeri melalui strategi peningkatan produktivitas dan perluasan areal tebu melalui pola korporasi ataupun pengembangan tebu rakyat.   Tebu Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan  berkembang di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur yang dilaksanakan melalui pola kemitraan  dengan Perusahaan Pabrik Gula yakni P.T Pemuka Sakti Manis Indah yang berlokasi di Kabupaten Way Kanan Lampung dan berbatasan dengan wilayah kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur.   Pada Tahun 2020 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan memberikan fasilitasi bantuan landclearing lahan dan pemupukan untuk luas areal 100 hektar bagi Gabungan Kelompok Tani Rukun Sentosa Desa Karya Makmur Kabupaten OKU Timur untuk mengurangi beban biaya produksi.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Rukun Sentosa, Jatmiko menyampaikan luas areal tebu di kawasan karya makmur mencapai 450 hektar yang dibangun dengan pola kerjasama dengan perusahaan mitra dan fasilitasi pemerintah.  Salah satu kendala utama perluasan areal tebu di kawasan ini adalah besarnya biaya pada tahun pertama pembangunan kebun teruma biaya landclearing lahan oleh karena umumnya areal yang digunakan untuk perluasan areal adalah merupakan areal karet tua sehingga landclearing berat.  Disamping itu masih terbatasnya sarana mekanisasi pertanian turut meningkatkan komponen biaya produksi.  Adanya fasilitasi landclearing lahan dan pemupukan oleh pemerintah dapat mengurangi beban biaya produksi tebu  dan meningkatkan pendapatan petani peserta pengembangan tebu rakyat di kawasan karya makmur.

Selanjutnya dijelaskan bahwa produktivitas tanaman tebu di kawasan karya makmur mencapai 80 -90 ton per hektar per tahun dengan taksasi rendemen mencapai 8,7% dan capaian ini termasuk dalam kategori tinggi oleh karena pelaksanaan budidaya memperhatikan aspek teknis sebagaimana arahan bimbingan dari perusahaan mitra dan tim teknis lapangan dan diharapkan capaian produktivitas tersebut dapat di capai kembali pada musim giling tahun 2021.

 

DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MENYERAHKAN BANTUAN GSMP

Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) merupakan salah satu program yang digagas Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru dalam rangka meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional.  Sasaran utama program ini adalah merubah pola berpikir warga yang sebelumnya punya ‘mindset’ konsumtif, kemudian perlu diubah menjadi produktif dalam menghasil produk pertanian yang layak dibudidayakan disekitar lingkungan sekitar rumah tangga.  Sebagai tindaklanjut GSMP ini, Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan berperan aktif dalam mendorong terwujudnya GSMP dengan melakukan pembinaan kepada rumah tangga dan memberikan stimulan berupa sarana produksi kepada rumah tangga.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa M.Si bersama jajaran menyerahkan stimulus sarana produksi kepada kelompok dalam mendukung GSMP yang berlokasi di Kelurahan Talang Betutu dan aktif melakukan pembinaan kepada rumah tangga.  Disampaikan Ir. Agus Darwa, M.Si dalam sambutannya bahwa bantuan yang diberikan kepada rumah tangga di Kelurahan Talang Betutu ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mendukung GSMP untuk menghasilkan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehingga tidak perlu  atau dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga.  Sedapat mungkin produksi yang dihasilkan dapat menjadi surplus sehingga rumah tangga dapat mensuplay ke pasar terdekat.   Perubahan pola pikir konsumtih menjadi pola pikir produktif ini secara masif dalam program GSMP akan mengurangi dampak kemiskinan dan inflasi harga komoditas pertanian. Adapun paket bantuan yang disampaikan kepada kelompok di Kelurahan Talang Betutu meliputi Bibit Tanaman Pertanian, Pupuk Organik, alat pertanian kecil dan bibit ikan.

 

Usaha Produksi Benih Siap Tanam Kelapa Sawit

Peremajaan kelapa sawit  melalui pola pembiayaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) ditargetkan Direktorat Jenderal Perkebunan pada Tahun 2021 seluas 180.000 hektar tersebar di 21 provinsi dan 107 kabupaten/kota dan khusus Provinsi Sumatera Selatan ditargetkan dapat tercapai rekomendasi teknis seluas 22.350 hektar.  Dari sisi penyediaan benih, untuk melaksanakan peremajaan kelapa sawit dengan target luas tersebut diperlukan benih kelapa sawit siap tanam sejumlah 3.017.250 polibag dengan populasi tanaman 135 pokok per hektar.

Pola penyediaan benih dalam rangka memenuhi kebutuhan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dilaksanakan melalui kerjasama kelembagaan petani dengan produsen benih yang telah memiliki Izin Usaha Produksi Benih Tanaman Perkebunan khusus komoditi kelapa sawit dan untuk Provinsi Sumatera Selatan  kapasitas produksi  per tahun produsen benih berizin saat ini belum mampu memenuhi target luas areal PSR.

Direktur CV. Gotama Hasanudin Sigalingging, SE selaku produsen benih dan ketua Asosiasi Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Sumatera Selatan menyampaikan bahwa salah satu kendala tumbuhnya produsen benih adalah masih terbatasnya pengetahuan calon produsen tentang teknis produksi benih kelapa sawit sesuai standard mutu sehingga diperlukan adanya suatu pelatihan produksi benih.  Disamping itu usaha produksi benih siap tanam kelapa sawit memerlukan infrastruk sumber air dan sistem penyiraman, areal yang luas, serta input produksi lainnya sehingga biaya produksi tinggi.  Dengan estimasi Harga Pokok Penjualan senilai Rp 25.000 per polibag maka kebutuhan biaya untuk memproduksi benih siap tanam dengan kapasitas produksi 100.000 kecambah mencapai Rp 2.500.000.000.  Oleh karenya dalam rangka menumbuhkan produsen benih kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan PSR, diharapkan kerjasama antara produsen kecambah kelapa sawit dengan produsen benih siap tanam dapat terus berlangsung dengan sistem pembayaran kecambah dimuka sebesar 40% dan sisa 60 % pelunasan pembelian kecambah dilakukan setelah peredaran benih siap tanam.  Dengan model kerjasama tersebut  dapat meringankan biaya operasional produksi Read More

Varietas Unggul Kelapa Sawit PT. Tania Selatan

 

Luasnya areal tanaman kelapa sawit tua di Provinsi Sumatera Selatan, memerlukan langkah solutif berupa replanting tanaman.  Pelaksanaan replanting tanaman ini sekaligus menjadi moment untuk memperbaiki produktivitas tanaman siklus kedua dengan menggunakan varietas unggul yang telah dilepas pemerintah dan dengan penerapan prinsip Best Management Practices dalam aktivitas budidaya.

 

Salah satu sumber benih unggul tanaman kelapa sawit yang telah dilepas pemerintah di Provinsi Sumatera Selatan adalah Produsen Benih Kelapa Sawit PT. Tania Selatan dengan 3 varietas unggul terdiri dari D X P TS 1 , D X P TS 2 dan D x P TS 3. Disampaikan oleh Direktur Riset PT. Tania Selatan Ir. Rahmadsyah bahwa Varietas Unggul D x P  Tania Selatan memiliki  karakter agronomis rata-rata jumlah tandan per tahun 16 tandan, kecepatan meninggi 70 cm per tahun dan industri extraction rate mencapai 26 %  dan produktivitas TBS mencapai 27 ton/ Ha/Tahun serta tahan terhadap defisit air.  Tiga varietas unggul ini telah dipergunakan petani pelaksana peremajaan tanaman kelapa sawit mitra binaan PT. Tania Selatan dan peremajaan kebun inti milik perusahaan.

Peredaran benih kelapa sawit varietas D X P TS ini telah ditanam di wilayah Provinsi Jambi, Bengkulu, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Tengah dan Papua serta telah di ekspor ke Ghana.  Selanjutnya dijelaskan bahwa pelaksanaan produksi kecambah kelapa sawit ini telah melalui berbagai tahapan quality control dan standard  yang ketat untuk menghindari terjadinya kontaminasi bahan tanam non tenera sehingga kualitas proses terjamin.  Tersedianya benih unggul yang telah dilepas pemerintah di Provinsi Sumatera Selatan ini selayaknya  menjadi salah satu alternatif pilihan bagi perusahaan ataupun petani dalam melaksanakan pengembangan ataupun melaksanakan peremajaan tanaman tua.

SUMATERA SELATAN TERATAS DALAM CAPAIAN  REALISASI PEREMAJAAN KELAPA SAWIT PEKEBUN

SUMATERA SELATAN TERATAS DALAM CAPAIAN  REALISASI PEREMAJAAN KELAPA SAWIT PEKEBUN

Peremajaan kelapa sawit pekebun melalui bantuan dana pemerintah yang disalurkan BPDPKS sebesar Rp 25 juta  per hektar sudah direspon cukup baik oleh Sumatera Selatan sejak tahun 2016.  Penanaman perdana pelaksanaan peremajaan kelapa sawit pekebun untuk seluruh Indonesia dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Sumatera Selatan, yaitu di Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin pada tanggal  13 Oktober 2017.

Capaian usulan peremajaan kelapa sawit dari Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 merupakan capaian terbesar dari seluruh provinsi.  Direktur Jenderal Perkebunan menyampaikan apresiasi yang tinggi dan menganugerahkan  penghargaan : “ Perangkat Daerah Terbaik Tingkat Provinsi untuk Capaian Pelaksanaan Peremajaan Kelapa Sawit Pekebun “.  Penganugerahan disampaikan bersamaan dengan pelaksanaan peringatan Hari Perkebunan Ke 62 di Malang, Jawa Timur.

Terhadap capaian Sumsel dalam peremajaan kelapa sawit, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, H. Fakhrurrozi mengucapkan terima kasih atas kinerja dan kerja sama semua pihak dan keberhasilan ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan Bapak Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru dan Mawardi Yahya serta dukungan dari semua pihak dalam mewujudkan visi misi Sumsel Maju Untuk Semua dari subsektor perkebunan.

Adapun capaian usulan peremajaan kelapa sawit Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :

No  Kabupaten / Kota  Luas Capaian Usulan Peremajaan (Ha)
2017 2018 2019 Jumlah
1 Musi Banyuasin 5.021,01 3.081,83 4.105,79 12.208,57
2 Ogan Komering Ilir 1.697,07 4.389,60 4.606,30 10.692,98
3 Ogan Komering Ulu 437,91 339,77 777,67
4 Banyuasin 450.05 450.05
5 Muara Enim 200,95 1.719,08 1.440,58 3.360,61
6 Lahat 303,33 303,33
7 Prabumulih 124,45 124,45
8 Musi Rawas 614,30 614,30
9 Musi Rawas Utara 204,88 204,88
J  u  m  l  a  h 6.919,03 9.628,42 11.739,40 28.286,79

 

Dari jumlah luasan tersebut realisasi pelaksanaan persiapan lahan (tumbang-chipping – pembuatan lubang tanam) mencapai 30 persen dan sudah tanam mencapai 25 persen, sisanya dalam tahap persiapan penanaman.

Keberhasilan Sumatera Selatan dalam pelaksanaan peremajaan kelapa sawit pekebun menjadi tolok ukur pelaksanaan peremajaan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kunjungan kelembagaan pekebun yang meninjau dan berdiskusi dengan kelembagaan pekebun di beberapa koperasi pelaksana replanting.  Selain itu berbagai dinas perkebunan provinsi dan kabupaten di Sumsel sering mendapat kunjungan dari berbagai instansi, antara lain DPRD Provinsi, Kabupaten  dan Kota dari seluruh Indonesia untuk konsultasi tentang peremajaan kelapa sawit pekebun.

Pada tahun 2020, Direktorat Jenderal Perkebunan menargetkan Sumatera Selatan dapat mencapai usulan peremajaan seluas 21.500 Ha.  Target yang ditetapkan merupakan loncatan angka yang cukup besar dari tahun sebelumnya.  Sasaran lahan peremajaan tahun 2020 adalah kebun plasma seluas 75 persen dan kebun swadaya seluas 25 persen. Untuk tahun-tahun selanjutnya pelaksanaan peremajaan akan berkembang di kebun swadaya seiring dengan umur tanam kebun swadaya yang memasuki siklus tanam.

Kepala Dinas Perkebunan Prov Sumsel, H. Fakhrurrozi optimis untuk mewujudkan target yang ditetapkan. Mewujudkan realisasi target dilaksanakan melalui antara lain :

  1. Pendampingan kepada pekebun dan kelembagaan pekebun.

Terhadap lembaga pekebun tertentu yang memiliki kompleksitas hambatan akan dilakukan pendampingan intensif dan terus menerus.  Pendampingan ini dilakukan oleh petugas dari dinas kabupaten dan provinsi.

  1. Koordinasi dan konsultasi berkala dan sewaktu-waktu antara dinas provinsi dan dinas kabuupaten.
  2. Koordinasi dan konsultasi antara dinas provinsi dan dinas kabupaten dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, BPDPKS dan instansi terkait.
  3. Penguatan kapasitas petugas tingkat provinsi dan kabupaten.
  4. Melakukan monitoring perkembangan pelaksanaan realisasi target.

Monitoring dilakukan hari per hari atau minggu per minggu oleh provinsi kepada dinas kabupaten dan langsung ke kelembagaan pekebun.

  1. Menjaga dan membina kemitraan antara lembaga pekebun dengan perusahaan inti dan memfasilitasi kemitraan bagi kelembegaan pekebun yang belum memiliki mitra. Kemitraan ini terutama dalam hal penjualan TBS dan pendampingan pelaksanaan good acricultural practies (GAP).

Selain mewujudkan relalisasi usulan peremajaan melalui skema pembiayaan BPDPKS, kinerja Sumatera Selatan adalah untuk memastikan penggunaan dana BPDPKS yang telah disalurkan sesuai dengan peruntukannya dan petani dapat menerapkan prinsip budidaya tanaman yang baik (Good Agriculture Practices) serta  memastikan kemitraan berlangsung dengan baik antara pekebun dan industri pengolahan kelapa sawit yang menampung produksi TBS kelapa sawit pekebun.

 

Pelaksanaan peremajaan kelapa sawit pekebun  berlangsung dengan menerapkan prinsip berkelanjutan dan mengimplementasikan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) serta penguatan data base melalui pelaksanaan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) Kelapa Sawit.  Implementasi sertifikasi ISPO dan penguatan data base melalui STDB ditingkat perkebunan rakyat memerlukan dukungan semua stakeholder baik dari unsur pekebun, perusahaan dan pemerintah terutama dari sisi pembiayaan untuk audit sertifikasi ISPO dan database.

 

 

Perjalanan Menuju Pelepasan Varietas Kopi


Identifikasi terhadap pohon induk terpilih tanaman kopi merupakan langkah awal dan proses panjang menuju pelepasan varietas. Proses identifikasi ini bermula dari Merangkai informasi dari petani lokal untuk menemukan fakta sejarah kopi yang telah berkembang dan unggul menurut masyarakat, menyusuri perbukitan hingga ketinggian 1.600 mdpl menuju areal pengembangan dan penyebaran kopi, pengamatan parameter tumbuh, pengujian molekuler sebagai prosedur kerja untuk membuktikan hipotesa bahwa tersedia benih lokal yang layak di lepas dan dijadikan sumber benih.
Perjalanan Menuju Pelepasan Varietas Kopi

Kegiatan Promosi Komoditi Perkebunan dan Fasilitasi Pertemuan dan Koordinasi Penetapan Harga TBS Hasil Perkebunan

Kegiatan Promosi Komoditi Perkebunan dan Fasilitasi Pertemuan dan Koordinasi Penetapan Harga TBS Hasil Perkebunan

pphp promosi_OKT_2017
POHON KEHIDUPAN DARI PESISIR BANYUASIN

Daun, nira, buah dan batang tanaman ini memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Kelapa di Sumatera Selatan dikembangkan dengan luasan 50.000 hektar lebih yang tersebar di daerah pesisir timur. Salah satu kabupaten dengan luasan areal perkebunan kelapa terluas adalah Kabupaten Banyuasin dengan tipologi
lahan 80% luas dataran rendah basah berupa pesisir pantai, rawa pasang surut dan lebak, serta 20% luasan dataran berombak sampai bergelombang dengan kisaran ketinggian 0-16 M di atas permukaan laut.
Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang memenuhi kesesuaian lahan dan iklim untuk pengembangan kelapa.

 

POHON KEHIDUPAN DARI PESISIR BANYUASIN
bokar-bersih
SEKSI STANDARDISASI MUTU HASIL

SEKSI STANDARDISASI MUTU HASIL

Latar Belakang
Tuntutan konsumen terhadap standar mutu suatu produk baik pangan maupun non pangan sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Penerapan jaminan mutu merupakan langkah penting bagi pelaku usaha untuk mendapatkan pengakuan formal terkait dengan jaminan mutu yang diwujudkan dalam bentuk Bokar Bersih. Penerapan Sistem Jaminan Mutu dapat menjadi jaminan ketersediaan olahan bahan baku karet baik dipasar domestic maupun internasional. Selain untuk menjamin keamanan pangan, penerapan system jaminan mutu juga diterapkan untuk produk non pangan seperti Bahan Olah Karet (Bokar) sebagai pendukung Program Nasional Bokar Bersih.
Bahan Olah Karet (Bokar) di Provinsi Sumatera Selatan merupakan sumber bahan baku industry Crumb Rubber yang dipasarkan melalui berbagi saluran tataniaga diantaranya adalah melalui saluran tataniaga pedagang pengumpul tingkat desa, pedagang pengumpul antar desa, pemasaran melalui pasar lelang dan pemasaran melalui kemitraan.

Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menerapkan Dokumen Sistem Mutu Bokar di Kelambagaan petani baik Gapoktan/KUD/UPPB di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Tujuan kegiatan ini adalah :
1. Perwakilan kelembagaan petani atau tenaga teknis kelembagaan petani dapat menerapkan Dokumen Sistem Mutu dan melaksanakan di kelembagaan/UPPB.
2. Kelembagaan petani/UPPB dapat menerapkan Dokumen Sistem Jaminan Mutu dan menghasilkan produk sesuai dengan baku mutu yang di syaratkan.

Sasaran
– Sasaran kegiatan ini adalah perwakilan kelembagaan petani (Gapoktan, UPPB, KUD), Petugas Perkebunan Provinsi, Petugas/Penyuluh Perkebunan Kabupaten OKU dan Kabupaten Muara Enim dan petani di sentra produksi karet yang telah mendapat pelatihan pengembangan UPPB di Provinsi Sumatera Selatan.
– Tumbuh dan berkembangnya UPPB di Kabupaten sebagai wadah kelembagaan petani karet rakyat

Manfaat
Dengan adanya kegiatan pembinaan UPPB dan pemasaran Bokar di Prov. Sumsel dapat meningkatkan mutu bahan olah karet yang berstandar SNI dan harga bokar ditingkat petani dapat meningkat serta dapat mengurangi bau Bokar yang ditimbulkan, serta masyarakat dapat menerapkan teknologi dan sarana pasca panen dengan baik.

bahan website_pphp Mutu hasil_2017
PERTEMUAN OPTIMALISASI PENGEMBANGAN PRODUK PERKEBUNAN BERBASIS INDIKASI GEOGRAFIS

PERTEMUAN OPTIMALISASI PENGEMBANGAN PRODUK PERKEBUNAN BERBASIS INDIKASI GEOGRAFIS
BOGOR, 26 – 27 SEPTEMBER 2017