Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan
Petani di Desa Kerta Mukti Kabupaten OKI Sukses Budidayakan Vanili Sebagai Tanaman Sela Karet
Bapak wardoyo adalah petani pemilik lahan karet di Desa Kerta Mukti Kecamatan Mesuji Raya Kabupaten Ogan Komering Ilir.  Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan lahan dan menambah peluang pendapatan melakukan inovasi dengan menanam tanaman vanili diantara tanaman karet.  Inovasi yang dikembangkan saat ini mulai membuahkan hasil dimana dari intercroping tanaman karet dan vanili seluas 0,25 hektar, tanaman vanili telah mulai berproduksi dengan total produksi vanili 415 kilogram vanili basah dan 30 kilogram vanili kering.  Dari produksi ini estimasi pendapatan dari vanili basah sekitar Rp 80.000.000,- dan dari vanili kering Rp 30.000.000.  Disamping pendapatan dari tanaman vanili, setiap hari diperoleh pendapatan dari sadapan tanaman karet.

Langkah pak Wardoyo mengembangkan tanaman vanili dengan intercroping dengan tanaman karet dan bahkan pengembangan pada lahan pekerangan saat ini mulai ditiru oleh masyarakat setempat terlebih ditengah rendahnya pendapatan dari tanaman karet petani berpeluang memperoleh pendapatan dari usaha tani vanili.  Jejak sukses pak wardoyo mengembangkan tanaman vanili pada tanaman karet juga telah menarik minat dari para petani karet dari Provinsi Jambi dengan berkunjung ke lokasi kebun dan mengundang beliau selaku narasumber pengembangan vanili intercroping karet di provinsi Jambi.  Tentunya inovasi yang diterapkan pak wardoyo patut diadopsi oleh para petani karet di Provinsi Sumatera Selatan  ditengah terpuruknya usaha budidaya karet.

 

Pengenalan Varietas Unggul Tanaman Kelapa

Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menjadi sumber pendapatan rumah tangga petani di Provinsi Sumatera Selatan.  Salah satu kabupaten penghasil kelapa adalah kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin terutama di daerah pesisir pantai dan perairan.  Pada saat ini komoditas kelapa banyak tergantikan oleh komoditas kelapa sawit karena nilai ekonomis yang tinggi dan adanya kepastian industri pengolahan.  Kondisi ini menyebabkan semakin berkurangnya produksi kelapa di beberapa daerah sentra produksi untuk memenuhi kebutuhan kelapa santan ataupun untuk memenuhi kebutuhan kelapa muda.  Pengembangan kelapa secara monoculture terkendala persaingan daya tarik petani terhadap komoditas tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dengan syarat tumbuh yang tidak jauh berbeda dengan kelapa.

Pengembangan kelapa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat secara lokal dapat dilakukan dengan pola optimalisasi pemanfaatan lahan seperti di lahan pekarangan, lahan marginal lainnya atau bahkan disekitar areal persawahan dengan menggunakan benih unggul tanaman kelapa yang telah dilepas pemerintah.  Diantara varietas unggul tanaman kelapa yang telah dilepas pemerintah adalah sebagai berikut :

1. Kelapa Bido; merupakan tanaman kelapa yang berasal dari desa Bido Kecamatan Marotai Utara Kabupaten Pulau Marotai Provinsi Maluku Utara dimana buah kelapa berukuran besar dan cepat berbuah, berproduksi pada ketinggian tanaman 50 cm atau batang pendek serta  produksi buah tinggi.  Darah pengembangan kelapa ini adalah kecil dari 100 meter dari permukaan laut.

2. Kelapa Pandan Wangi ;  Merupakan kelapa hasil introduksi dari malaysi dan telah ditanam di Desa Pantai Vermin Kanan kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Badagai Sumatera Utara Tahun 2003.  Karakter tanaman bertipe genjah dengan umur berbuah 2,5 tahun dengan air dan daging buah muda berceritarasa pandan.  Kelapa ini cocok dikembangkan pada ketinggian tempat kecil ari 500 meter dari permukaan laut.

3. Kelapa Genjah Entog Kebumen; Merupakan kelapa yang berasal dari varietas lokal kebumen dan telah dilepas oleh Kementerian Pertanian, tinggi tanaman 2 – 7 meter dengan ukuran buah besar berbentuk bulat dan bagian stigma masuk kedalam. Selain sebagai sumber untuk minuman kelapa muda, kelapa genjah entog juga diolah menjadi santan.

4. Kelapa Genjah Hijau dan Kuning Kopyor: merupakan kelapa yang berasal dari Kecamatan Tayu, Margoyoso dan Dukuh Seti Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Kelapa ini mengandung potensi koptor 3 – 4 buah per tandan dari rata-rata 9 buah per tandan. Kelapa ini ada yang berwarna hijau dan berwarna kuning.  Sementara itu dari sisi harga, kelapa kopyor dijual Rp 25.000 – Rp 35.000 per buah.

 

 

 

Ketua Tim Penggerak PKK Panen Program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan Binaan Dinas Perkebunan
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Selatan Hj. Febrita Lustia Herman Deru didampingi Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Hj. Fauziah Mawardi Yahya melaksanakan panen pada program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) di Kelurahan Talang Jambe Kecamatan Sukarame Kota Palembang.  Lokasi GSMP merupakan binaan Darma wanita Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan.  Disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK bahwa kegiatan GSMP kita laksanakan mulai pada tingkat rumah tangga dan kelurahan di beberapa lokasi di Sumatera Selatan adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.  Program ini merupakan gagassan Gubernur Sumatera Selatan Bapak H. Herman Deru dengan sasaran utama adalah untuk merubah minset rumah tangga dari konsumtif menjadi rumah tangga yang produktif sehingga berkontribusi pada penyediaan pangan  rumah tangga.

Selanjutnya Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa, M.Si menjellaskan  bahwa pembinaan yang telah dilakukan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan berupa percontohan GSMP dan mensosialisasikan GSMP ini telah mampu meningkatkan pemahaman para rumah tangga dalam berperan aktif untuk memanfaatkan lahan  pekarangan dalam memproduksi tanaman berupa sayuran, bumbu, rempah dan perikanan dalam memenuhi kebutuhan sendiri dan surplus produksi dapat dijual ke pasar.  Dalam jangka panjang Gerakan SUmsel Mandiri Pangan akan berkontribusi pada penurunan angka inflasi dari sektor pangan.  Harapannya kedepan GSMP dapat dilakukan secara masif di Provinsi Sumatera Selatan.

 

 

 

 

Panen Perdana Peremajaan Sawit Rakyat
Menteri Pertanian didampingi Gubernur Sumatera Selatan melaksanakan panen perdana Program Peremajaan Sawit Rakyat di Desa Bumi Harapan Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir.  Pelaksanaan Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat merupakan program yang didanai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui pendampingan teknis kementerian pertanian dan instansi terkait di daerah.  Provinsi Sumatera Selatan merupakan realisasi Peremajaan Kelapa Sawit tertinggi di Indonesia setelah dicanangkan Presiden di Kabupaten Banyuasin pada Tahun 2017.  Realisasi rekomendasi teknis peremajaan sawit rakyat di Provinsi Sumatera Selatan hingga tahun 2023 mencapai 59.000 hektar yang tersebar dibeberapa kabupaten meliputi Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara Enim, Ogan Komering Ulu, Musi Rawas Utara dan Lahat.

Melalui pola pembiayaan BPDPKS ini, peremajaan  sawit rakyat diharapkan  upaya peningkatan produktivitas tanaman dengan mengganti tanaman tua ataupun rusak dengan tanaman baru dari benih unggul kelapa sawit dapat terwujud dan provinsi Sumatera Selatan akan terus mendorong realisasi rekomendasi teknis kelembagaan petani untuk diusulkan ke Kementerian Pertanian selaku penerima manfaat pembiayaan Peremajaan Sawit Rakyat.

PERKEMBANGAN HARGA TBS, CPO INTI SAWIT DAN INDEK K TAHUN 2023

Kunjungan Badan Riset dan Inovasi Nasional

Sebagai tindaklanjut dari kegiatan kajian Implementasi Teknologi Co-Firing Biomasa untuk PT. Pupuk Indonesia Persero, Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN) melaksanakan kunjungan dalam rangka studi terkait Potensi Limbah Kayu Karet sebagai Biomasa khusus di Provinsi Sumatera Selatan. Disampaikan Dr. Novi Syaftika selaku Perekayasa Ahli Muda BRIN bahwa dalam rangka pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dari Batubara, Pihak Pupuk Indonesia Persero bekerjasama dengan BRIN mengkaji Implementasi Teknologi Co-Firing Biomasa dari limbah kayu karet tua.  Untuk itu diperlukan informasi dan data serta sebaran potensi kayu karet tua dan program peremajaan karet di Provinsi Sumatera Selatan.  Adapun bahan baku kayu karet tua akan dilakukan proses menjadi serbuk kayu karet dan diblending dengan bahan bakar fosil batubara dengan komposisi serbuk kayu pada kisaran 15 %.  Adanya teknologi ini akan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi emisi.

Selanjutnya disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Dinas, Dian Eka Putra, STP, M.Si bahwa luas areal karet di Provinsi Sumatera Selatan adalah 1.238.435 hektar yang tersebar di beberapa daerah dengan komposisi Tanaman Belum Menghasilkan seluas 23%, Tanaman Menghasilkan 66 % dan Tanaman Tua 11% atau 139.238 hektar.  Selanjutnya berdasarkan kajian lahan seluas satu hektar dapat diestimasi menghasilkan volume kayu karet tua sejumlah 40 meter kubik sehingga dari total areal karet tua dapat diestimasi potensi bahan baku sejumlah 5.571.000 meter kubik kayu karet. Pada saat ini pemanfaatan kayu karet tua adalah untuk industri Veneer dan MDF di beberapa industri pengolahan dengan  harga kayu ditingkat pabrik berada pada kisaran 500.000 per meter kubik.

Adanya rencana Implementasi Teknologi Co-Firing Biomasa berbahan baku kayu karet tentunya memberikan peluang baru pemanfaatan kayu karet yang memberikan nilai ekonomis. Dengan demikian potensi kayu karet di Sumatera Selatan dapat termanfaatkan dan aktivitas peremajaan tanaman karet pekebun dapat dilaksanakan dengan menerapkan konsep pengembangan kawasan perkebunan dimana biomasa kayu karet tua memberikan nilai ekonomis dari proses pengolahan serbuk kayu untuk memasok kebutuhan industri.  Selanjutnya menjadi harapan bagi stakeholder semoga teknologi ini dapat segera diimplementasikan dalam rangka percepatan replanting tanaman karet.

Gubernur Sumatera Selatan Membuka IPOSC Tahun 2022

Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi Sentra Produksi Kelapa Sawit di Indonesia.  Total luas areal perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan tercatat seluas 1.233.259 hektar  dengan komposisi perkebunan negara dan swasta  711.012, plasma 312.0317 hektar dan pola swadaya 209.876 hektar yang tersebar di beberapa kabupaten. Gubernur Sumatera Selatan melalui Wakil Gubernur Ir. H.Mawardi Yahya dalam sambutannya pada acara Indonesian Palm Oil Converence ke dua yang dilaksanakan di Hotel Aryaduta Palembang menyampaikan bahwa luasnya areal perkebunan sawit  dan banyaknya rumah tangga petani di Sumatera Selatan yang terlibat dalam agribisnis kelapa sawit menyebabkan pertumbuhan ekonomi sumatera selatan  sangat sensitif terhadap fluktuasi  harga jual TBS dan harga input produksi.

Pada saat ini harga TBS petani sawit berada pada kisaran Rp 2.600 per kilogram, namun disisi lain harga faktor input terutama pupuk cukup tinggi dan jauh dari kemampuan daya beli petani sawit sehingga pendapatan bersih yang diterima petani menjadi rendah.  Oleh karenanya diperlukan langkah solutif terhadap upaya menekan biaya produksi serta upaya meningkatkan mutu dan efisiensi pasar agar harga TBS yang diterima petani dapat lebih tinggi lagi. Disamping itu adanya berbagai persyaratan dalam perdagangan ekspor kelapa sawit terutama aspek sustainability dan lingkungan menuntut para pelaku usaha dan tidak terkecuali petani untuk dapat memenuhi standar sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan yakni  Indonesia Sustainable Palm Oil  (ISPO) yang menjadi kewajiban pelaku usaha kelapa sawit.

Selanjutnya disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa M.Si bahwa di Provinsi Sumatera Selatan tercatat kurang lebih 373.000 hektar areal kelapa sawit yang berpotensi untuk dilakukan peremajaan yang tersebar di beberapa kabupaten sentra produksi.  Kebutuhan pembiayaan peremajaan kelapa sawit ini akan diberikan pemerintah melalui skema  pembiayaan  Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sesuai ketentuan dan persyaratan yang diatur Peraturan Pemerintah.  Pendanaan bagi pekebun kelapa sawit ini tidak hanya untuk aktivitas peremajaan tetapi juga untuk bantuan peningkatan SDM petani, Sarana dan Prasarana serta pasca panen.  Untuk itu bagi kelembagaan petani sawit  diharapkan lebih proaktif dalam mempersiapkan persyaratan memperoleh dana bantuan BPDPKS  sebagaimana yang diatur regulasi dan dengan demikian tujuan percepatan peremajaan tanaman dapat memenuhi target.

Acara Indonesian Palm Oil Smallhalder Conference and Expo ini dilaksanakan selama 2 hari dengan peserta kelembagaan petani sawit di Sumatera Selatan yang tergabung dalam asosiasi dan dari beberapa provinsi penghasil sawit.  Disamping itu dilaksanakan ekspo dengan peserta dari beberapa produsen benih unggul kelapa sawit yakni Dami Mas Sejahtera, ASD Bakri, PPKS, Binasawit Makmur dan Tania Selatan.

 

Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Menyerahkan Paket Bantuan GSMP

Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) merupakan salah satu program yang digagas Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru dalam rangka meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional.  Sasaran utama program ini adalah merubah pola berpikir warga yang sebelumnya punya ‘mindset’ konsumtif, kemudian perlu diubah menjadi produktif dalam menghasil produk pertanian yang layak dibudidayakan disekitar lingkungan sekitar rumah tangga.  Sebagai tindaklanjut GSMP ini, Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan berperan aktif dalam mendorong terwujudnya GSMP dengan melakukan pembinaan kepada rumah tangga dan memberikan stimulan berupa sarana produksi kepada rumah tangga.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa M.Si bersama jajaran menyerahkan stimulus sarana produksi kepada kelompok dalam mendukung GSMP yang berlokasi di Kelurahan Talang Betutu dan aktif melakukan pembinaan kepada rumah tangga.  Disampaikan Ir. Agus Darwa, M.Si dalam sambutannya bahwa bantuan yang diberikan kepada rumah tangga di Kelurahan Talang Betutu ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mendukung GSMP untuk menghasilkan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehingga tidak perlu  atau dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga.  Sedapat mungkin produksi yang dihasilkan dapat menjadi surplus sehingga rumah tangga dapat mensuplay ke pasar terdekat.   Perubahan pola pikir konsumtih menjadi pola pikir produktif ini secara masif dalam program GSMP akan mengurangi dampak kemiskinan dan inflasi harga komoditas pertanian. Adapun paket bantuan yang disampaikan kepada kelompok di Kelurahan Talang Betutu meliputi Bibit Tanaman Pertanian, Pupuk Organik, alat pertanian kecil dan bibit ikan.

 

TAHUN 2022, PERKEMBANGAN HARGA TBS, HARGA CPO, HARGA KERNEL DAN INDEK K

Kopi Arabika Kawasan Semendo

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi sentra produksi kopi nasional dengan total luas areal kopi tercatat pada tahun 2020 adalah seluas 250.305 hektar yang tersebar dibeberapa kabupaten dataran tinggi Sumatera Selatan meliputi OKU Selatan, Empat Lawang, Muara Enim, Lahat dan Kota Pagar Alam. Areal kopi Sumatera Selatan umumnya adalah jenis kopi robusta dan terdapat pengembangan baru kopi arabika dibeberapa dataran tinggi.  Salah satu kabupaten yang telah mengembangkan kopi arabika adalah Kabupaten Muara Enim meliputi wilayah Kecamatan Semende Darat Tengah, dan Semende Darat Ulu yakni dikawasan Datar Lebar, Tanjung Tiga, Segamit dan Rantau Dadap yang berada pada level ketinggian 1.200 – 1.500 meter dari permukaan Laut.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa M.Si melaksanakan kunjungan kerja ke kawasan kopi arabika Semende dalam rangka pembinaan kepada kelompok tani kopi arabika sekaligus observasi langsung kepada petani kopi meliputi aspek tantangan dan kendala petani kopi di kawasan Semende.  Disampaikan kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan bahwa nilai ekonomis kopi disamping ditentukan aspek budidaya tanaman yang baik, aspek pasca panen sangat menentukan mutu kopi yang diproduksi karena mempengaruhi  cita rasa kopi yang di produksi.  Oleh karenanya petani kopi harus mendapat pembinaan tentang bagiamana melaksanakan SOP pasca panen sesuai standar mutu atau penerapan prinsip Good Manufacturing Process sehingga nantinya kopi yang diproduksi mendapat respon positif dari pasar.

Beberapa ketua kelompok tani kopi arabika dikawasan dataran tinggi Semendo  Darat Ulu adalah Tengku Afifudin, Yusuf dan Suratin. Saat ini mereka telah berjuang bagaimana menghasilkan kopi arabika dengan cita rasa speciality.  Kelompok tani telah melaksanakan pasca panen kopi secara berkelompok dengan penjemuran menggunakan Solar Dryer dan anggota kelompok panen selektif petik merah yang dibayar kelompok tani dengan harga Rp 6.000 per kilogram kopi biji basah dan untuk menghasilkan satu kilogram biji kopi kering dengan kadar air 12 % memerlukan 7 kilogram biji basah.

Memperhatikan hasil uji cita rasi kopi yang dilakukan di kelompok tani ini, hasil cupping test berada pada kisaran scor 84-86 dengan kategori speciality dan exelent dan saat ini kelompok tani telah berhasil menjual kopi arabika kebeberapa cafe di jakarta dan ekspor melalui eksportir di Medan dengan harga kopi biji kering pada kisaran Rp 80.000 – 120.000 per kilogram biji kering.

Petani dikawasan ini masih memerlukan beberapa dukungan pemerintah meliputi prasarana dan sarana untuk mendukung pasca panen dan penyediaan bahan tanam unggul untuk peremajaan tanaman ataupun rehabilitasi tanaman tua.

 

 

 

 

TAHUN 2021 PERKEMBANGAN HARGA TBS, RATA-RATA HARGA CPO, INTI DAN INDEX K

TAHUN 2020 PERKEMBANGAN HARGA TBS, RATA-RATA HARGA CPO, INTI SAWIT DAN INDEX K

TAHUN 2019 PERKEMBANGAN HARGA TBS, RATA-RATA HARGA CPO, INTI SAWIT DAN INDEX K

PENETAPAN KEBUN ENTRES TANAMAN KARET

Kebun sumber benih Tanaman Perkebunan sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/ Permentan/KB.20/2015 sebelum dipergunakan wajib ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.  Dalam rangka implementasi Permentan tersebut, Pusat Penitian Karet Balai Penelitian Sembawa mengusulkan penetapan kebun sumber benih kepada Ditjenbun dan Ditjenbun  menugaskan tim yang terdiri dari unsur Direktorat Benih, Pengawas Benih Tanaman, unsur Dinas Perkebunan Provinsi dan Pengawas Benih Tanaman dari UPTD Perbenihan provinsi.

Disampaikan oleh Ir. Ratna Rubandiah selaku Pengawas Benih Tanaman  Koordinator Benih Tanaman Tahunan dan Penyegar bahwa Pelaksanaan penetapan kebun sumber benih meliputi aspek persyaratan administrasi berupa  legalitas usaha, legalitas lahan dan legalitas bahan tanam dan ditindaklanjuti dengan aspek penilaian fisik lapangan berupa pertumbuhan tanaman, kesesuaian desain tanaman serta kemurnian genetis.  Hasil penilaian administrasi dan fisik lapangan dituangkan tim dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan sebagai bahan pertimbangan Surat Keputusan Kebun Sumber Benih.

Disampaikan Pemulia Tanaman Karet dari Pusat Penelitian Karet bahwa pentingnya memperhatikan aspek kemurnian genetis entres karet dalam satu blok pertanaman.  Dalam satu blok pertanaman klon unggul karet yang ditanam harus terdiri dari satu klon dan tidak tercampur dengan jenis klon lainnya. Kemurnian klon dalam satu blok pertanaman diketahui dari penciri morfologis dengan pengamatan secara visual dan tentunya untuk melakukan ini  pemulia tanaman dan PBT telah cukup memahami penciri morfologis masing masing klon tanaman karet. 

Hasil penilaian fisik lapangan terhadap kebun sumber benih yang diusulkan Pusat Penelitian Karet setelah dilakukan pemurnian klon mencapai 100 % terdiri dari beberapa. Diharapkan Laporan Hasil Pemeriksaan fisik lapangan dapat ditindaklanjuti dengan Penetapan Kebun Sumber Benih oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh Puslit Karet sebagai mata tempel okulasi produksi benih tanaman karet. 

https://www.youtube.com/watch?v=qd-cs3OCWr0&t=142s

MENUJU PELEPASAN VARIETAS KOPI ROBUSTA RANAU

 

Sumatera selatan sebagai salah satu daerah sentra produksi kopi robusta dunia terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas,mutu, pengembangan produk dan perluasan pasar komoditi kopi.  Upaya peningkatan produktivitas dalam jangka pendek ditempuh melalui intensifikasi tanaman sementara jangka panjang ditempuh melalui rehabilitasi tanaman dan peremajaan tanaman tua.  Dari sisi peningkatan kualitas mutu dilaksanakan bimbingan teknis dan bantuan sarana pengolahan kopi bagi kelompok tani dalam rangka menghasilkan biji kopi sesuai standard mutu.

Peningkatan produktivitas melalui kegiatan rehabilitasi dan peremajaan kopi memerlukan  sumber benih unggul bermutu yang adaptif terhadap lokasi perkebunan kopi di Sumatera Selatan.  Dan oleh karenanya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar ( Balittri) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan melaksanakan kerjasama dalam rangka observasi calon Varietas Unggul Baru (VUB) asal sumatera selatan sebagai sumber benih rehabilitasi dan peremajaan kopi.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir. Agus Darwa M.Si dalam penyambutan tim pengembangan varietas kopi dari Balittri menyampaikan bahwa pentingnya ketersediaan sumber benih kopi di Sumatera Selatan oleh karena luasnya areal kopi dan banyaknya rumah tangga petani yang bergerak di agribisnis kopi dan penggunaan benih unggul merupakan salah satu variabel penentu peningkatan  produktivitas.

Selanjutnya di jelaskan bahwa observasi dalam kerjasama yang dilaksanakan bersama Balittri telah menemukan 3 calon varietas unggul baru dari OKU Selatan yang diberi nama oleh Pemerintah OKU Selatan Kopi Robusta Ranau  atau disingkat Kobura 1,2 dan 3 yang telah didaftarkan sebagai varietas lokal oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman  dan Perizinan Pertanian KementerianPertanian.

Diharapkan  hasil observasi lanjutan yang dilaksanakan  bersama Balittri dapat segera ditindaklanjuti dengan sidang pelepasan varietas kopi Kobura sehingga menjadi Varietas Unggul Baru yang memenuhi aspek legalitas sebagai sumber benih.